OTAK YANG ADA DIANTARA PERUT DAN LUTUT
Sebuah keyakinan bagi kita semua, bahwa seluruh manusia dilahirkan
dalam keadaan bodoh, lemah fisik dan juga akalnya. Semua kemajuan yang
ada pada dirinya berkembang setelah ia mau belajar, merasakan dan
memahami apa yang dibutuhkannya. Namun, terkadang kita tak menyadari,
ada sesuatu yang teramat penting yang sering kita lupakan seiring
meningginya daya pikir manusia, yaitu ‘hati nurani’.
Sedikit pelajaran berharga yang pernah saya dapatkan ketika diksar.
Satu keadaan dimana fisik seolah dikembalikan ketitik Nol, tanpa
keangkuhan yang biasa merangkul kita berdiri, dan mulut hanya mampu
berbicara berdasarkan akal dan perasaan saja. Ada satu pertanyaan
panjang yang terlontar ketika itu dan berakhir, “….Apa kamu pintar!!?”,
sebuah pertanyaan yang teramat sederhana namun teramat sulit untuk
kujawab. Tak terhitung berapa kali otak ini berpikir hingga beban
dipunggung serasa pindah dikepala. Dua opsi yang ada, berkata Ya dengan
nada terendah atau Tidak! dengan suara lantang dan menerima akibatnya.
Tampak jelas terasa ketika tidak ada sesuatupun yang dapat membantu
kita, itulah diri kita sebenarnya. Diri kita yang tak berdaya dan hilang
semangat ketika tak ada yang menyanjung kita, tak ada teman yang biasa
kita susahkan tanpa kita sadari, tidak percaya diri, selalu bimbang jika
kita merasa tak membutuhkan orang lain.
Pertanyaan lain yang terlontar, “Ada dimana otakmu!!??”, ini bukan
pertanyaan ilmiah, dan sekarang saya baru sadar ini juga bukan jebakan.
Sebuah analogi yang merepresentasikan akal saat itu, bahkan membuat
seseorang dibawah titik Nol dan akan semakin memperjelas kapasitas orang
tersebut. Kunci dari semua itu adalah hati nurani, dimana hatimu berada
ia harus terletak diatas akalmu, agar kita tidak besar kepala, sombong
dengan apa yang kita bisa. Dan akal tidak sampai dibawah lutut karena ia
adalah pangkal kebodohan, tidak ada artinya kebaikanmu dituntun oleh
kebodohan. Akalmu harus terletak diantara lutut dan hati/ perut!.